Skip links

Acetylcysteine

Acetylcysteine

Acetylcysteine adalah obat untuk mengencerkan dahak agar bisa dikeluarkan melalui batuk. Selain itu, obat ini juga dapat mengatasi keracunan paracetamol.
Acetylcysteine
Merek dagang Acetylcysteine antara lain: Fluimucil, Acetylcysteine, Acetin 200, Acetin 600, Hidonac, Memucil, Gramucil, Mucylin, L-Acys, N-Ace, Nytex, Promucil, Simucil, Resfar, Nalitik, Nicyl, Pectocil, Respicyl
Apa Itu Acetylcysteine?
Apa itu Acetylcysteine?
Golongan: Obat keras
Kategori: Obat mukolitik dan pengencer dahak
Manfaat: Mengencerkan dahak dan mengatasi keracunan paracetamol
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak
Ibu hamil: Penelitian pada hewan tidak menunjukkan risiko pada janin, namun studi pada manusia belum cukup. Konsultasikan dengan dokter sebelum penggunaan.
Ibu menyusui: Belum ada studi mengenai penyerapan obat Acetylcysteine pada ASI. Jangan gunakan obat ini tanpa panduan dokter.
Anak-anak: Acetylcysteine oral dapat dikonsumsi oleh anak dengan usia di atas 2 tahun. Dosis dan aturan pakai harus sesuai dengan anjuran dokter. Sedangkan Acetylcysteine inhalasi hanya boleh digunakan oleh dewasa.
Bentuk obat: Tablet, sirup, granul, kapsul, cairan inhalasi
Peringatan Sebelum Menggunakan Acetylcysteine
Sebelum menggunakan acetylcysteine, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
Jangan gunakan Acetylcysteine bila Anda alergi pada obat ini. Anda yang alergi pada legubeti dan acetadote juga tidak bisa menggunakan Acetylcysteine.
Beri tahu dokter mengenai obat-obatan, vitamin, suplemen, dan obat herbal yang sedang Anda konsumsi untuk mencegah interaksi obat.
Informasikan pada dokter jika Anda menderita asma karena Acetylcysteine dapat menyebabkan reaksi alergi yang membuat sulit bernapas.
Informasikan pada dokter bila Anda memiliki gangguan fungsi jantung, maag, tukak lambung, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.
Beri tahu pada dokter jika Anda hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui. Belum ada studi mengenai dampak Acetylcysteine pada janin dan ASI, sehingga Anda harus mengikuti anjuran dokter.
Dosis dan Aturan Pakai Acetylcysteine
Dosis umum Acetylcysteine berdasarkan bentuk obat, tujuan penggunaan, atau usia pasien adalah sebagai berikut:
Obat minum (oral)
Tujuan: Mengencerkan dahak
Dewasa: Tablet dan sirup 200 mg 2–3 kali sehari, tablet effervescent 600 mg 1 kali sehari
Anak-anak (2-6 tahun): 100 mg 2–4 kali sehari
Anak-anak (di atas 6 tahun): Dosis sama seperti orang dewasa

Tujuan: Mengobati keracunan paracetamol
Dewasa dan anak-anak: 140 mg/kg BB pada 24 jam pertama, dilanjutkan 70 mg/kg BB setiap 4 jam, hingga 17 kali dosis

Cairan inhalasi
Tujuan: Mengencerkan dahak
Dewasa:
Cairan inhalasi 10%: 6–10 ml 3–4 kali sehari, bila diperlukan bisa diberikan 2–20 ml 2–6 kali sehari
Cairan inhalasi 20%: 3–5 ml 3–4 kali sehari, bila diperlukan bisa diberikan 1–10 ml 2–6 kali sehari
Manfaat Acetylcysteine
Mengencerkan dahak yang kental agar mudah dikeluarkan, termasuk pada penyakit paru-paru seperti pneumonia, fibrosis kistik, bronkitis, asma, dan emfisema.
Acetylcysteine dalam bentuk cairan inhalasi memecah lendir kental di paru-paru Anda, sehingga lendir lebih mudah untuk dikeluarkan dari saluran udara. Hal ini dapat membantu meringankan penyakit paru-paru yang parah.
Acetylcysteine juga digunakan untuk mengobati keracunan paracetamol. Acetylcysteine bekerja untuk membantu melindungi liver dengan cara mengikat dan mengurangi zat beracun yang terbentuk saat paracetamol diproses di tubuh.
Cara Menggunakan Acetylcysteine dengan Benar
Gunakan Acetylcysteine sesuai dengan instruksi di kemasan atau sesuai resep dokter. Jangan gunakan Acetylcysteine dengan dosis lebih banyak atau durasi lebih lama dari yang ditentukan.
Tablet effervescent Acetylcysteine perlu dilarutkan dulu ke air sebelum diminum. Acetylcysteine dalam bentuk effervescent harus diminum maksimal 2 jam setelah dilarutkan.
Bila Anda ada dalam kondisi darurat, tenaga medis biasanya akan mengetes darah untuk melihat seberapa banyak kadar paracetamol dalam tubuh Anda. Tes ini paling efektif bila dilakukan 4–8 jam setelah keracunan paracetamol. Jika Anda lupa kapan waktu dan berapa banyak jumlah paracetamol yang Anda konsumsi, dokter biasanya akan langsung memberikan acetylcysteine.
Dokter akan menentukan berapa lama Anda perlu menjalani pengobatan dengan Acetylcysteine. Jangan berhenti mengonsumsi Acetylcysteine sampai dokter menghentikannya.
Bila Anda muntah dalam 1 jam setelah menggunakan Acetylcysteine, Anda biasanya akan kembali diberikan dosis baru.
Minumlah obat sesegera mungkin, tapi lewati dosis yang terlewat jika sudah hampir waktunya untuk meminum dosis berikutnya. Untuk memudahkan Anda mengingat jadwal obat, konsumsi Acetylcysteine di jam yang sama setiap hari.
Simpan Acetylcysteine oral di suhu ruangan sekitar 20–25°C, hindari tempat yang lembap dan panas. Jauhi dari sinar matahari langsung.
Cairan inhalasi Acetylcysteine harus disimpan di suhu 2–8°C setelah dibuka. Gunakan dalam waktu 96 jam.
Interaksi Acetylcysteine dengan Obat Lain
Obat lain bisa berinteraksi dengan Acetylcysteine, termasuk obat resep dokter, obat apotek, vitamin, dan produk herbal. Beri tahu dokter tentang semua obat yang sedang Anda konsumsi.
Acetylcysteine dapat berinteraksi dengan arang aktif (activated charcoal), yakni obat untuk mengatasi sakit perut karena kelebihan gas, diare, atau keracunan di saluran pencernaan. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan Acetylcysteine bersamaan dengan arang aktif.
Minum alkohol dan merokok dapat memperparah efek samping Acetylcysteine. Diskusikan dengan dokter apa saja makanan yang aman saat menjalani pengobatan dengan Acetylcysteine.
Efek Samping dan Bahaya Acetylcysteine
Efek samping umum
Mual dan muntah
Ruam dengan atau tanpa demam
Sariawan
Pilek atau ingusan
Mengantuk
Kulit berkeringat
Sesak di dada
Cairan inhalasi Acetylcysteine dapat menyebabkan otot di sekitar saluran pernapasan tersumbat, sehingga membuat kesulitan bernapas. Hentikan penggunaan cairan inhalasi Acetylcysteine dan periksakan diri ke dokter bila Anda susah bernapas.
Namun, Acetylcysteine dapat menyebabkan efek samping serius yakni reaksi alergi. Segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala alergi ini:
Sesak napas atau napas tersengal-sengal
Dada berdebar dengan cepat
Pembengkakan kelenjar getah bening
Pembengkakan di wajah, bibir, mulut, lidah, atau tenggorokan
Susah menelan, tenggorokan terasa menyempit
Kulit kemerahan, biduran, atau gatal-gatal
Sakit atau kram perut
Nyeri sendi
Pusing dan merasa akan hilang kesadaran
Acetylcysteine bisa memperparah muntah-muntah saat Anda keracunan paracetamol. Muntah-muntah ini menyebabkan terjadinya pendarahan perut dan kerongkongan. Hubungi dokter kalau Anda mengalami gejala ini:
Muntah darah
Batuk darah
Pup darah
Beberapa efek samping ringan mungkin tidak memerlukan perhatian medis. Efek samping ini dapat hilang selama pengobatan seiring tubuh Anda menyesuaikan diri dengan obat.
Dokter biasanya memberitahu tentang cara mencegah atau meminimalisir berbagai efek samping akibat acetylcysteine.
Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Leave a comment

Explore
Drag