Skip links

Antidepresan

Antidepresan

Antidepresan adalah obat untuk mengobati depresi dan gangguan suasana hati. Obat ini juga digunakan untuk gangguan kecemasan, PTSD, gangguan makan, dan masalah kejiwaan lainnya.

Antidepresan
Merek dagang Antidepresan antara lain: Fluoxetine (Andep, Antiprestin, Deprezac, Prestin), Setraline (Serlof, Sernade, Sertraline HCL, Zerlin, Zoloft), Dapoxetine (Priligy), Duloxetine (Cymbalta, Duloxta 60), Venlafaxine (Efexor XR), Mirtazapine (Mirtazapine Hemihydrate, Mirzap)
Apa Itu Antidepresan
Apa itu Antidepresan?

Golongan: Obat keras
Kategori: Antidepresan
Manfaat: Mengobati depresi, gangguan kecemasan, PTSD, gangguan makan, gangguan obsesif kompulsif, dan masalah kejiwaan lainnya.
Digunakan oleh: Dewasa (di atas usia 18 tahun) dan anak-anak (izin dan pengawasan dokter)
Ibu Hamil: Antidepresan masuk ke dalam kategori C. Studi menunjukkan ada risiko pada janin terhadap penggunaan obat selama masa kehamilan.
Ibu Menyusui: Beberapa jenis obat antidepresan dapat terserap ke ASI dan mungkin masuk ke tubuh bayi. Oleh karenanya, bicarakan dengan dokter mengenai hal ini sebelum Anda menggunakan obat.
Anak-anak: Pemberian Antidepresan untuk anak perlu pengawasan khusus. Penelitian menunjukkan penggunaan Antidepresan pada anak dapat memicu perilaku bunuh diri. Oleh karenanya, Antidepresan tidak dijadikan perawatan lini pertama pada anak dengan masalah kejiwaan. Konsultasi ke dokter diperlukan untuk mempertimbangkan besarnya manfaat dan risiko.
Bentuk obat: Kapsul, tablet
Peringatan Sebelum Menggunakan Antidepresan
Sebelum Anda menggunakan Antidepresan, perhatikan beberapa hal berikut agar pengobatan dapat berjalan dengan baik:
Beritahu dokter tentang obat resep, suplemen, atau obat herbal yang Anda konsumsi, termasuk obat pereda nyeri dan dekongestan.
Informasikan ke dokter jika Anda memiliki alergi terhadap kandungan obat Antidepresan.
Beritahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyalahgunaan obat, kecanduan alkohol, atau sedang menjalani terapi untuk gangguan tersebut.
Informasikan riwayat kesehatan Anda tentang penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit jantung, hipertensi, glaukoma (tekanan pada mata), kejang, pembesaran prostat, dan gangguan kelenjar tiroid.
Beritahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
Dosis dan Aturan Pakai Antidepresan
Dosis umum Antidepresan berdasarkan jenis obat dan tujuannya:
1. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)
Jenis antidepresan ini bekerja dengan cara menekan penyerapan kembali serotonin di dalam otak sehingga kadar serotonin meningkat. Serotonin adalah hormon yang menyampaikan sinyal antarsel saraf dan mengendalikan mood, mual, tidur, dan lainnya.
Contoh obat SSRI, antara lain Fluoxetine, Fluvoxamine, Sertraline, Dapoxetine, dan Escitalopram.
Fluoxetine tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis awal 20 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga maksimal 60 mg per hari. Pengobatan dilakukan setidaknya selama 6 bulan.
Anak di atas 8 tahun: Dosis awal 10 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20 mg per hari setelah 1–2 minggu.
Fluvoxamine tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis awal adalah 50–100 mg 1 kali sehari diberikan menjelang tidur. Dosis dapat disesuaikan dengan respons pasien setiap 3–4 minggu. Dosis maksimal 300 mg per hari. Dosis lebih dari 150 mg harus dibagi ke dalam 2–3 dosis terpisah.
Sertraline tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: 50 mg, 1 kali sehari. Bila diperlukan, dosis bisa ditingkatkan setelah 1 minggu. Dosis maksimal 200 mg per hari, dengan durasi pengobatan setidaknya 6 bulan.
2. Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI)
Antidepresan SSRI menjaga menghambat serotonin dan norepinephrine agar tidak diserap kembali oleh sel saraf sehingga kadarnya tetap tinggi. Contoh obat SNRI, yakni Venlafaxine dan Duloxetine.
Venlafaxine tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis awal 75 mg 1 kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga maksimal 225 mg per hari. Peningkatan dosis dilakukan dengan jarak 2 minggu atau setidaknya 4 hari jika gejala parah.
Duloxetine tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis 20–30 mg, 2 kali sehari, atau 60 mg 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan oleh dokter secara bertahap dengan dosis maksimal 120 mg per hari.
3. Monoamine oxidase inhibitors (MAOI)
Antidepresan MAOI mencegah gejala depresi menghambat senyawa noradrenalin dan serotonin. Contoh obat MAOI, yakni Isocarboxazid, Phenelzin, Tranylcypromine, dan Selegiline
Isocarboxazid tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis awal 30 mg per hari. Dosis dapat ditambahkan hingga 60 mg setelah 4 minggu.
Lansia: 5–10 mg per hari.
Phenelzin tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis 15 mg, 1–3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 4 kali sehari setelah 2 minggu dan dapat diturunkan ketika gejala sudah membaik dan stabil selama beberapa waktu.
4. Antidepresan trisiklik (TCA)
Antidepresan TCA mengendalikan suasana hati dengan memengaruhi kadar neurotransmiter serotonin dan sedikit norepinephrine. Contoh obat TCA, meliputi Clomipramine, Doxepine, Amitriptyline, dan Imipramine.
Phenelzin tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis awal 10 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga 30–150 mg per hari jika diperlukan. Dosis pemeliharaan 30–50 mg per hari. Dosis untuk depresi parah 250 mg per hari, setelah ada perbaikan kondisi dosis akan diturunkan menjadi 50–100 mg.
Lansia: Dosis awal 10 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 30–75 mg per hari dalam durasi 10 hari.
Amitriptyline tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis awal 25 mg, 2 kali sehari selama 2 minggu hingga 6 bulan. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap menjadi 50–150 mg per hari dalam dosis terbagi.
Lansia: 10–25 mg per hari, dikonsumsi pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap menjadi 100–150 mg per hari, sesuai dengan respons pasien terhadap pengobatan.
Imipramine tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis awal 75 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 150–200 mg per hari. Dosis perawatan 50–150 mg per hari. Untuk depresi berat, dosis dapat ditingkatkan hingga 100 mg, 3 kali sehari.
5. Antidepresan atipikal
Antidepresan ini bekerja memengaruhi beberapa jenis neurotransmitter yang bisa memperbaiki suasana hati. Contoh Antidepresan atipikal adalah Esketamine, Mirtazapine, dan Bupropion.
Mirtazapine tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis awal: 15 mg, 1 kali sehari sebelum tidur. Dosis dapat ditingkatkan tiap 1–2 minggu sesuai dengan respons pasien. Dosis perawatan: 15–45 mg, 1 kali sehari. Dosis maksimal: 45 mg per hari.
Bupropion tablet untuk mengobati depresi
Dewasa: Dosis awal 100 mg 2 kali sehari selama 3 hari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 100 mg 3 kali sehari. Jika kondisi pasien tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu pengobatan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 150 mg 3 kali sehari. Dosis maksimal 150 mg 3 kali sehari.
Lansia: Dosis akan ditentukan berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan.
Dosis dan aturan obat Antidepresan yang disebutkan di atas tidak mencakup keseluruhan jenis obat dan tujuan penggunaan untuk gangguan kecemasan dan masalah mental lainnya. Jadi, konsultasikan dengan dokter lebih lanjut mengenai dosis obat sesuai dengan kondisi pasien bila diresepkan.
Manfaat Antidepresan
Antidepresan adalah obat resep untuk mengobati depresi. Depresi lebih dari sekadar merasa sedih selama beberapa hari. Ini adalah penyakit medis serius yang memengaruhi suasana hati, seperti terus merasa sedih, putus asa, cemas dan takut, kesepian, dan sulit untuk berkonsentrasi.
Di samping itu, depresi dapat mengubah cara berpikir, tidur, dan makan serta menimbulkan gejala fisik, seperti kelelahan, gangguan pencernaan, dan nyeri tubuh. Pada kondisi yang parah, depresi membuat sebagian orang berpikir untuk mengakhiri hidup mereka.
Secara umum, antidepresan mengubah cara otak menggunakan zat kimia tertentu (disebut neurotransmitter) untuk mengatur suasana hati dan perilaku jadi lebih baik.
Antidepresan juga memengaruhi neurotransmisi yang melibatkan serotonin, norepinefrin, dan, dopamin.
Penelitian juga menunjukkan bahwa antidepresan memicu neuroplastisitas, yakni proses otak dapat mengubah strukturnya melalui penguatan atau pelemahan koneksi antara sel-sel otak yang disebut neuron. Semua efeknya ini dapat meringankan berbagai gejala depresi.
Selain untuk mengobati depresi, antidepresan juga digunakan pada masalah mental lain, meliputi:
Gangguan kecemasan dan serangan panik: kondisi yang membuat seseorang merasa cemas secara berlebihan dan terancam pada sesuatu yang tidak berbahaya.
Gangguan bipolar: kondisi perubahan suasana hati drastis, dari mania, hipomania, dan depresi (merasa sangat gembira, namun berubah menjadi sangat sedih dan tertekan dalam waktu cepat).
PTSD (Post-traumatic stress disorder): masalah kejiwaan yang dipicu oleh peristiwa traumatis, seperti pelecehan, bencana, atau peperangan.
Gangguan obsesif kompulsif: gangguan mental yang menyebabkan penderitanya melakukan perilaku berulang, seperti mencuci tangan berulang kali hingga kulit tangannya kemerahan dan terluka.
Gangguan makan: perilaku makan yang tidak normal disertai gangguan emosi, seperti bulimia atau anoreksia.
Cara Menggunakan Antidepresan dengan Benar
Supaya pengobatan efektif, gunakan Antidepresan mengikuti cara pakai berikut ini:
Ikuti petunjuk penggunaan yang sudah tertera pada label kemasan atau arahan dokter/apoteker.
Jangan menggunakannya melebihi atau mengurangi dosis yang sudah ditetapkan.
Minum obat di waktu yang sama setiap harinya supaya tidak melewatkan dosis.
Jika dosis terlewat, jangan menggandakan dosis di waktu minum obat selanjutnya.
Jangan berhenti menggunakan obat tanpa berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter.
Simpan obat di tempat yang sejuk dan kering, serta jauhkan dari paparan sinar matahari langsung.
Hindarkan dari jangkauan anak-anak maupun hewan peliharaan.
Interaksi Antidepresan dengan Obat Lain
Hindari penggunaan Antidepresan dengan deretan obat berikut karena dapat menimbulkan interaksi obat:
Fluconazole
Prednisone
Olanzapine
Altretamine
Erythromycin
Propranolol
Amiodarone
Simvastatine
Cyclosporine
Tidak semua obat yang berinteraksi dengan Antidepresan disebutkan. Oleh karenanya, beritahu dokter mengenai obat-obatan lain yang sedang Anda gunakan.
Interaksi obat dapat menyebabkan penurunan efektivitas obat dan peningkatan dosis yang dapat menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan.
Efek Samping dan Bahaya Antidepresan
Tidak semua orang mengalami efek samping dari antidepresan. Namun, jika Anda mengalaminya, efek samping tersebut biasanya ringan dan dapat membaik seiring waktu saat tubuh terbiasa dengan obat tersebut.
Efek samping yang paling umum dari antidepresan meliputi:
Mual dan muntah
Peningkatan berat badan
Diare
Mengantuk
Masalah seksual, seperti libido menurun
Jika Anda mengalami efek samping dari antidepresan, dokter mungkin menyarankan cara untuk mengatasinya sambil menunggu untuk melihat apakah antidepresan tersebut akan bekerja.
Jika efek samping tersebut terlalu mengganggu, Anda mungkin perlu mengganti antidepresan. Namun, Anda tidak boleh mengubah dosis atau berhenti minum antidepresan tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Kemungkinan komplikasi yang terkait dengan antidepresan juga bisa terjadi, biasanya meliputi:
Risiko pikiran atau perilaku bunuh diri. Anak, remaja, dan orang dewasa < 25 tahun mungkin mengalami peningkatan pikiran atau perilaku bunuh diri saat mengonsumsi antidepresan, terutama saat pertama kali mengonsumsinya atau saat mereka mengonsumsi dosis yang berbeda. Sindrom penghentian antidepresan. Kondisi ini terjadi jika Anda tiba-tiba berhenti minum antidepresan, padahal sebelumya telah meminum obat selama enam minggu. Sindrom serotonin. Kondisi ini terjadi saat Anda mengonsumsi antidepresan baru atau mengonsumsi dosis yang lebih tinggi. Jika tubuh Anda memproses serotonin secara berbeda atau tidak dapat memproses serotonin dalam jumlah yang lebih tinggi, sindrom serotonin dapat terjadi. Overdosis. Kelebihan dosis obat yang bisa mengancam jiwa karena dapat menyebabkan denyut jantung tidak beraturan, kejang, dan koma. Jika Anda mengalami komplikasi seperti dijelaskan di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih cepat.

Leave a comment

Explore
Drag