Skip links

Antiemetik

Antiemetik

Antiemetik adalah obat untuk mengobati gejala mual dan muntah dalam berbagai kondisi, contohnya mabuk perjalanan, kehamilan, kemoterapi, atau pascaoperasi.

Antiemetik
Merek dagang Antiemetik antara lain: Allerin Expectorant, Antimab, Antimo, Antimo Anak, Benadryl, Ceteron, Chlorpromazine HCl, Chlorpromazine, Contramo, Damaben, Decadryl, Dextrosin, Dimenhydrinate, Diphenhydramine HCL, Emegran, Erphakaf, Hufadon, Ikadryl, Licodril, Mantino, Norvom, Omedrinat, Palofer, Sedares, Siladex DMP.
Apa Itu Antiemetik
Apa itu Antiemetik?

1. Diphenhydramine
Golongan: Obat bebas terbatas dan resep
Kategori: Antihistamin
Manfaat: Meredakan gejala alergi, mabuk perjalanan, rhinitis alergi, insomnia, dan gejala penyakit Parkinson
Digunakan oleh: Dewasa dan anak usia >2 tahun
Ibu Hamil: Diphenhydramine termasuk obat kategori B. Menurut hasil studi pada hewan, tidak ditemukan adanya risiko pada janin. Namun, dibutuhkan studi terkontrol lebih lanjut pada ibu hamil. Konsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi Diphenhydramine selama masa kehamilan.
Ibu Menyusui: Diphenhydramine dapat terserap ke dalam ASI. Bahkan bisa mengurangi produksi ASI. Untuk itu, tidak disarankan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dari dokter.
Bentuk obat: Tablet, sirup, obat oles, dan suntik

2. Dimenhydrinate
Golongan: Obat bebas terbatas
Kategori: Antihistamin
Manfaat: Mencegah atau mengobati mual, muntah, atau vertigo karena mabuk perjalanan
Digunakan oleh: Dewasa dan anak usia >2 tahun
Ibu Hamil: Dimenhydrinate termasuk obat kategori B pada ibu hamil. Hasil dari studi pada hewan menunjukkan tidak ada risiko terhadap janin. Akan tetapi, dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada manusia. Pastikan untuk konsultasi ke dokter sebelum menggunakannya.
Ibu Menyusui: Dimenhydrinate bisa terserap ke dalam ASI. Dianjurkan untuk konsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum menggunakan obat ini selama menyusui.
Bentuk Obat: Tablet dan suspensi

3. Metoclopramide
Golongan: Obat resep
Kategori: Antiemetik golongan Antagonis Dopamin
Manfaat: Meredakan mual dan muntah
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak
Ibu Hamil: Metoclopramide termasuk obat golongan B. Berdasarkan percobaan pada hewan, terdapat efek samping yang dialami pada janin. Namun, tetap diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia. Jika Anda ingin mengonsumsi obat ini saat hamil, konsultasikan dahulu dengan dokter.
Ibu Menyusui: Umumnya, Metoclopramide aman digunakan untuk ibu menyusui asalkan penggunaannya sesuai dengan resep dokter. Pastikan untuk konsultasi terlebih dahulu jika ingin menggunakannya selama masa menyusui.
Bentuk Obat: Tablet, sirup, kaplet, suntik

4. Promethazine
Golongan: Obat resep
Kategori: Antiemetik golongan phenothiazine
Manfaat: Mencegah mabuk serta meredakan mual dan muntah dalam perjalanan
Digunakan oleh: Dewasa dan anak usia >2 tahun
Ibu Hamil: Promethazine termasuk obat kategori C. Terdapat efek samping pada janin berdasarkan studi pada hewan. Diperlukan adanya penelitian lanjutan pada manusia untuk membuktikan hal tersebut. Pastikan untuk konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya selama masa kehamilan.
Ibu Menyusui: Obat ini bisa terserap ke dalam ASI. Oleh karenanya, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi Promethazine selama masa menyusui.
Bentuk Obat: Tablet, sirup, suppositoria

5. Domperidone
Golongan: Obat resep
Kategori: Antiemetik golongan dopamin antagonis
Manfaat: Meredakan mual dan muntah
Digunakan oleh: Dewasa dan anak usia >12 tahun dengan berat badan >35 kg
Ibu Hamil: Domperidone termasuk obat kategori C, di mana hanya boleh digunakan jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya.. Hal ini terbukti dari percobaan pada hewan yang memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin.
Ibu Menyusui: Obat ini bisa terserap ke dalam ASI. Disarankan untuk konsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika akan menggunakannya ketika masa menyusui.
Bentuk Obat: Tablet, kaplet, suspensi, obat tetes oral (drops)

6. Ondansetron
Golongan: Obat resep
Kategori: Antiemetik golongan 5HT3 receptor antagonists
Manfaat: Mencegah dan mengobati mual serta muntah
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak
Ibu Hamil: Obat ini termasuk kategori B pada ibu hamil. Menurut studi pada hewan, tidak ada risiko yang menyerang janin. Namun, belum ada penelitian lebih lanjut pada manusia. Sebaiknya Anda konsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait penggunaan obat ini selama hamil.
Ibu Menyusui: Belum diketahui apakah obat ini bisa terserap ke dalam ASI atau tidak. Akan tetapi, Anda perlu konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Bentuk Obat: Tablet, kaplet, sirup, suntik
Peringatan Sebelum Menggunakan Antiemetik
Sebelum menggunakan Antiemetik, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:

Hindari mengonsumsi Antiemetik jika Anda alergi terhadap bahan kandungan yang ada di masing-masing obat.
Jangan menggunakan obat Antiemetik secara sembarangan untuk mengatasi mual saat hamil atau morning sickness tanpa izin dari dokter. Terdapat beberapa jenis obat antiemetik yang berbahaya pada ibu hamil.
Tidak dianjurkan memberikan Antiemetik untuk anak usia di bawah 4 tahun tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Beritahu dokter bila Anda pernah atau sedang mengalami epilepsi, penyakit liver, asma, penyakit tiroid, penyakit ginjal, penyakit jantung, tardive dyskinesia, gagal jantung, atau penyumbatan di lambung dan usus.
Informasikan ke dokter jika Anda atau keluarga memiliki riwayat aritmia (gangguan irama jantung) atau hasil EKG yang tidak normal.
Hindari berkendara atau melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi penuh karena obat ini bisa menyebabkan kantuk, pusing, dan penglihatan buram.
Jangan menggunakan obat kelompok Antiemetik dalam jangka panjang karena bisa meningkatkan risiko efek samping. Hentikan konsumsi obat ini jika gejala mual atau muntah telah hilang.
Segera pergi ke dokter jika muncul efek samping yang serius, reaksi alergi obat, atau overdosis setelah mengonsumsi Antiemetik.
Simpan obat di tempat yang sejuk dan kering, di suhu 25-30 derajat Celcius. Hindari paparan sinar matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Dosis dan Aturan Pakai Antiemetik
Dosis umum Antiemetik berdasarkan bentuk obat, tujuan penggunaan, atau usia pasien adalah sebagai berikut:

Diphenhydramine Tablet dan Sirup
Dewasa dan anak usia >12 tahun: Minum 25-50 mg dalam 3-4 kali sehari. Dosis maksimal untuk Diphenhydramine adalah 300 mg per hari.
Anak usia 6-12 tahun: Minum 12,5-25 mg setiap 4-6 jam per hari.
Anak usia 2-5 tahun: Minum 6,25 mg setiap 4-6 jam per hari.
Diphenhydramine Suntik
Dewasa: Dosis Antiemetik sebesar 10-50 mg diberikan lewat suntikan ke pembuluh darah atau otot. Dosis bisa ditingkatkan hingga 100 mg jika diperlukan dan dosis maksimalnya adalah 400 mg per hari.
Dimenhydrinate Tablet
Dewasa dan anak usia >12 tahun: Minum 50-100 mg selama 4-6 jam sekali. Dosis maksimal adalah 300-400 mg per hari.
Anak usia 6-11 tahun: Minum 25-50 mg selama 6-8 jam sekali. Dosis maksimal obat ini adalah 150 mg per hari.
Anak usia 2-5 tahun: Minum 12,5-25 mg dalam 6-8 jam sekali. Dosis maksimal adalah 75 mg per hari.
Metoclopramide Tablet dan Sirup
Tujuan: Mencegah mual dan muntah karena kemoterapi
Dewasa: Minum 10 mg dalam 3 kali sehari dengan durasi pengobatan maksimal 5 hari. Dosis maksimal obat ini adalah 30 mg per hari.
Anak-anak: Minum 1-5 mg dalam 3 kali sehari atau sesuai anjuran dokter dengan durasi pengobatan maksimal adalah 5 hari.
Metoclopramide Tablet dan Sirup
Tujuan: Mencegah mual dan muntah akibat radioterapi
Dewasa: Minum 10 mg dalam 3 kali sehari dengan durasi pengobatan maksimal 5 hari. Dosis maksimal obat ini adalah 30 mg per hari.
Promethazine Sirup dan Tablet
Dewasa: Minum 20 mg atau 25 mg pada malam sebelum perjalanan. Bila diperlukan, dosis bisa diulang setelah 6-8 jam.
Anak usia 2-5 tahun: Minum 5 mg pada malam sebelum perjalanan. Bila dibutuhkan, dosis bisa diulang setelah 6-8 jam.
Anak usia 5-10 tahun: Minum 10 mg pada malam sebelum perjalanan. Bila dibutuhkan, dosis bisa diulang setelah 6-8 jam.
Domperidone Tablet
Dewasa dan anak usia >12 tahun dengan BB >35 kg: Minum 10 mg dalam 1-3 kali sehari untuk durasi pengobatan maksimal 1 minggu. Dosis maksimal adalah 30 mg per hari.
Ondansetron Tablet
Tujuan: Mengatasi mual dan muntah sesudah operasi
Dewasa: Dosisnya sebesar 16 mg diberikan dalam 1 jam sebelum pemberian obat bius.
Anak dengan BB>40 kg: Dosisnya sebesar 4 mg diberikan 1 jam sebelum obat bius. Selanjutnya diberikan 4 mg setelah 12 jam pascaoperasi.
Ondansetron Tablet
Tujuan: mencegah mual dan muntah karena kemoterapi
Dewasa dan anak usia >12 tahun: Untuk kemoterapi dengan efek mual biasa diberikan 8 mg dalam 30 menit – 2 jam sebelum kemoterapi. Selanjutnya diberikan dosis 8 mg dalam 8 atau 12 jam setelah kemoterapi.
Dewasa dan anak usia >12 tahun: Untuk kemoterapi dengan efek mual berat diberikan dosis tunggal sebesar 24 mg dalam 30 menit – 2 jam sebelum kemoterapi. Kemudian, dosis 8 mg dalam 2 kali sehari dengan durasi pengobatan 5 hari setelah kemoterapi.
Anak usia 4-11 tahun: Untuk kemoterapi dengan efek mual biasa diberikan dosis 4 mg dalam 30 menit sebelum kemoterapi. Dosis lanjutan dengan kadar yang sama diberikan dalam 4 jam dan 8 jam setelah dosis awal.
Ondansetron Tablet
Tujuan: Mencegah mual dan muntah akibat radioterapi
Dewasa dengan radioterapi total (seluruh tubuh): Dosisnya adalah 8 mg yang dikonsumsi dalam 1-2 jam sebelum radioterapi.
Dewasa dengan abdomen tunggal dosis tinggi: Dosisnya 8 mg diminum dalam 1-2 jam sebelum terapi. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian dosis setiap 8 jam dengan durasi pengobatan 1-2 hari setelah terapi.
Dewasa dengan abdomen harian: Dosisnya 8 mg diminum sebelum pelaksanaan radioterapi, lalu setiap 8 jam setelah radioterapi.
Manfaat Antiemetik
Manfaat antiemetik adalah untuk meredakan gejala mual dan muntah pada beberapa kondisi, seperti mabuk perjalanan, kehamilan (morning sickness), pascaoperasi, kemoterapi, dan radioterapi. Obat ini bekerja dengan menghambat proses penghantaran sinyal mual dan muntah di otak.
Cara Menggunakan Antiemetik dengan Benar
Beberapa dari obat Antiemetik dapat dibeli di apotek, namun ada juga obat yang hanya bisa diperoleh berdasarkan resep dokter. Gunakan Antiemetik sesuai aturan pakai yang terdapat pada kemasan atau ikuti anjuran dokter. Jangan menggunakan obat ini melebihi dosis yang ditentukan. Agar hasil pengobatan maksimal, perhatikan hal-hal berikut ini dalam mengonsumsi Antiemetik:
Minum obat Antiemetik sesuai dengan resep dokter atau aturan pakai yang ada di dalam kemasan. Pastikan untuk tidak menambahkan atau mengurangi dosis dari Antiemetik.
Konsumsi obat Antiemetik dalam 30-60 menit sebelum melakukan perjalanan atau sesuai dengan anjuran dokter. Pastikan untuk mengikutinya karena tiap jenis obat
Untuk obat tablet atau kaplet, Anda bisa langsung menelannya dengan bantuan segelas air putih.
Untuk obat sirup, usahakan untuk menggunakan sendok takar yang tersedia dalam kemasan. Jangan gunakan sendok makan atau sendok lain karena bisa terjadi ketidaksesuaian dosis. Jangan lupa untuk kocok botol obat sebelum mengonsumsinya.
Untuk obat suntik, pemberian obat hanya boleh diberikan oleh petugas medis di bawah pengawasan dokter.
Jika Anda melewatkan satu dosis, segera konsumsi obat begitu teringat. Namun, jika jarak dengan dosis selanjutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat. Jangan pernah menggandakan dosis.
Hindari mengonsumsi minuman beralkohol selama dalam pengobatan dengan Antiemetik.
Interaksi Antiemetik dengan Obat Lain
Antiemetik dapat menimbulkan interaksi jika digunakan dengan obat lain. Berikut ini adalah beberapa interaksi yang dapat terjadi:
Peningkatan efek kantuk bila dikonsumsi dengan obat penenang, antidepresan, atau antihistamin.
Terjadi peningkatan efek samping pusing, kantuk, penglihatan buram, mulut kering, konstipasi, atau sulit buang air kecil bila digunakan dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOI).
Bertambahnya risiko terjadinya efek samping jika dikonsumsi dengan antikolinergik, seperti atropin atau trihexyphenidyl
Peningkatan risiko gangguan irama jantung bila digunakan dengan atenolol, erythromycin, ketoconazole, atau amiodarone

Untuk menghindari interaksi obat yang berbahaya, konsultasikan dengan dokter jika Anda hendak menggunakan Antiemetik bersama obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Antiemetik
Terdapat beberapa efek samping yang bisa muncul ketika mengonsumsi Antiemetik. Berikut di antaranya:
Pusing
Sakit kepala
Sembelit
Kantuk
Lelah
Kehilangan nafsu makan

Hentikan penggunaan Antiemetik dan segera ke dokter jika Anda mengalami efek samping yang lebih serius, seperti mual atau muntah yang bertambah parah, kelemahan otot, kehilangan pendengaran, jantung berdebar, cadel, kejang, halusinasi.

Leave a comment

Explore
Drag