Skip links

Antiprestin

Antiprestin

Antriprestin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan mental dan emosional, termasuk gejala depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan obsesif-kompulsif.
Merek Dagang Antiprestin
Antriprestin adalah merek dagang untuk obat mengandung fluoxetine, jenis antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SRRI).
Apa Itu Antiprestin
Apa itu Antriprestin?

Golongan: Obat resep dokter
Kategori: Antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SRRI).
Manfaat: Mengurangi gejala gangguan mental
Digunakan oleh: Dewasa dan Anak
Antiprestin untuk Ibu Hamil: Fluoxetine dikategorikan sebagai obat Kehamilan Kategori C. Diketahui bayi dari ibu yang mengonsumsi obat ini pada akhir trimester ketiga, mengalami komplikasi yang memerlukan rawat inap, pemberian makanan melalui selang, dan bantuan pernapasan. Komplikasi dilaporkan sebagai sindrom putus obat, diketahui berupa gejala suhu tidak stabil, kesulitan makan, muntah, gangguan pernapasan, apnea, sianosis, hipoglikemia, hipotonia, hipertonia, menangis terus-menerus, hiperrefleksia, tremor, gelisah, dan kejang. Gejala-gejala ini dapat muncul segera setelah persalinan. Dokter mungkin mempertimbangkan pengurangan dosis obat fluoxetine pada ibu menjelang atau memasuki kehamilan trimester ketiga..
Antiprestin untuk Ibu Menyusui: Antriprestin dengan kandungan Fluoxetine dapat diekskresikan dan masuk ke dalam ASI, sehingga tidak dianjurkan untuk ibu menyusui. Meski demikian, jika ibu sudah terbiasa mengonsumsi ini sejak masa kehamilan, maka terdapat dua opsi yaitu tetap melanjutkan atau mengganti dengan obat lain yang lebih sedikit masuk ke dalam ASI. Selama ibu mengonsumsi obat ini, bayi harus tetap diawasi untuk melihat efek samping, seperti rewel, kolik, sulit disusui dan berat badan yang sulit bertambah.
Antiprestin untuk Anak-anak: Fluoxetin dapat diberikan pada pasien anak dengan Gangguan Depresi Mayor (Major depressive disorder/MDD) dan Obsessive compulsive disorder atau OCD. Efek yang mungkin timbul antara lain penurunan penambahan berat badan. Bagi pasien yang merespons pengobatan secara positif, maka American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP) menyarankan, untuk melanjutkan fluoxetine atau menggabungkannya dengan terapi perilaku kognitif.
Antiprestin untuk Lanjut Usia (Lansia): Fluoxetine diketahui berfungsi efektif untuk gangguan depresi mayor pada pasien lanjut usia. Meski demikian, harus memerhatikan dosis yang rendah saat awal pemberian dan dapat naikkan sesuai tingkat toleransi.
Bentuk obat: Kapsul 20 mg dan 10 mg
Peringatan Sebelum Menggunakan Antiprestin
Sebelum menggunakan Antiprestin dengan kandungan fluoxetine, penting untuk mengetahui beberapa peringatan yang dapat memengaruhi keselamatan dan efektivitas obat ini. Berikut adalah poin-poin yang harus diperhatikan:
Jangan gunakan Antiprestin jika Anda alergi terhadap fluoxetine atau bahan-bahan lain dalam produk ini. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum Anda mengonsumsinya.
Beritahu dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, masalah ginjal atau hati, diabetes, gangguan bipolar, epilepsi, atau riwayat kejang.
Jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui, beri tahu dokter Anda. Fluoxetine dapat mempengaruhi janin atau bayi yang disusui. Dokter akan menentukan apakah obat ini aman untuk digunakan selama kehamilan atau menyusui.
Penggunaan fluoxetine pada anak-anak, remaja, atau orang dewasa muda bisa meningkatkan risiko pikiran atau perilaku bunuh diri, terutama saat awal pengobatan. Orang tua atau pengasuh harus waspada terhadap perubahan suasana hati atau gejala yang memburuk.
Jangan hentikan penggunaan Antiprestin secara mendadak tanpa berbicara dengan dokter. Menghentikan obat terlalu cepat dapat menyebabkan gejala putus obat, seperti perubahan suasana hati, kebingungan, pusing, mual, atau gangguan tidur.
Lansia mungkin lebih sensitif terhadap efek fluoxetine, seperti risiko pusing, kebingungan, atau masalah keseimbangan. Dokter mungkin akan memantau kondisi lebih hati-hati pada pasien lansia.
Fluoxetine dalam Antiprestin dapat menyebabkan kantuk atau mempengaruhi konsentrasi. Hindari mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan sampai Anda mengetahui bagaimana obat ini mempengaruhi Anda.
Memahami dan mengikuti peringatan ini akan membantu meminimalkan risiko efek samping dan memastikan penggunaan Antiprestin yang aman dan efektif.
Dosis dan Aturan Antiprestin
Antiprestin dengan kandungan fluoxetine memiliki dosis yang bervariasi tergantung pada kondisi yang dialamii, usia, dan kondisi kesehatan pasien. Berikut adalah panduan umum mengenai dosis dan aturan penggunaan Antiprestin:
Dosis untuk depresi untuk dewasa
Dosis awal: 20 mg per hari, diminum di pagi hari. Jika perbaikan klinis tidak terlihat, dosis dapat ditingkatkan setelah beberapa minggu.
Dosis lanjutan: 20-60 mg per hari.
Dosis maksimum: 80 mg per hari.
Beberapa pasien mungkin membutuhkan dosis yang lebih tinggi, tetapi harus dibagi menjadi dosis pagi dan siang hari.
Dosis untuk bulimia untuk ewasa
Dosis awal dan lanjuta: 60 mg per hari, diminum di pagi hari.
Hingga saat ini belum ada hasil studi jika pemakaian mencati dosis di atas 60 mg per hari.
Dosis untuk gangguan obsesif kompulsif (OCD) untuk dewasa
Dosis awal: 20 mg per hari, diminum di pagi hari.
Dosis lanjutan: 20-60 mg per hari.
Dosis maksimum: 80 mg per hari.
Dosis untuk gangguan panik untuk dewasa
Dosis awal: 10 mg per hari, ditingkatkan menjadi 20 mg per hari setelah 1 minggu.
Dosis lanjutan: 20-60 mg per hari.
Dosis maksimum: 60 mg per hari.
Dosis untuk premenstrual dysphoric disorder (PMDD) untuk dewasa

Sebesar 20 mg per hari sepanjang siklus menstruasi.
Sebesar 20 mg per hari dimulai 14 hari sebelum menstruas,i hingga hari pertama menstruasi, diulang setiap siklus.
Dosis maksimum: 80 mg per hari.
Dosis untuk depresi pada anak-anak usia 8-18 tahun
Dosis awal: 10-20 mg per hari.
Dosis pemeliharaan: 10-20 mg per hari.
Dosis dapat ditingkatkan jika perbaikan tidak terlihat setelah beberapa minggu.
Dosis untuk OCD pada anak-anak 7-17 tahun
Dosis awal: 10 mg per hari, dapat ditingkatkan menjadi 20 mg per hari setelah 2 minggu.
Dosis pemeliharaan: 20-60 mg per hari.
Dosis maksimum: 60 mg per hari.
Efek fluoxetine sepenuhnya dapat memerlukan waktu 4 hingga 5 minggu. Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi dengan dokter, dan ikuti selalu dosis yang ditentukan untuk memastikan pengobatan berjalan efektif dan aman.
Manfaat Antiprestin

Antiprestin dengan kandungan utama fluoxetine bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin di otak. Serotonin merupakan senyawa kimia alami yang berperan dalam mengatur suasana hati, emosi, dan kebiasaan tidur.

Antiprestin memiliki berbagai manfaat untuk mengatasi beberapa kondisi, termasuk:

Depresi
Antiprestin sering digunakan untuk mengobati gangguan depresi mayor, membantu mengurangi perasaan sedih berkepanjangan, kelelahan, dan kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari. Dengan meningkatkan kadar serotonin, Antiprestin membantu pasien merasa lebih baik secara emosional dan mental.

Gangguan Panik
Antiprestin juga efektif dalam mengobati gangguan panik, yaitu serangan mendadak rasa takut yang intens tanpa alasan jelas. Dengan mengurangi gejala cemas dan tegang, Antiprestin membantu pasien mengelola serangan panik dengan lebih baik.

Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
Obat ini digunakan untuk mengobati OCD, yang ditandai dengan pikiran yang tidak diinginkan (obsesi) dan perilaku berulang (kompulsif). Fluoxetine membantu mengurangi intensitas dan frekuensi gejala ini, sehingga pasien dapat berfungsi lebih normal dalam kehidupan sehari-hari.

Bulimia Nervosa
Fluoxetine juga digunakan untuk mengobati bulimia, yaitu gangguan makan yang ditandai dengan makan berlebihan diikuti dengan upaya mengeluarkan makanan secara paksa. Antiprestin membantu mengurangi perilaku makan berlebihan semacam itu.

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
Antiprestin juga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi gejala gangguan disforik pramenstruasi atau Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), termasuk perubahan suasana hati, lekas marah, perut kembung, dan nyeri payudara. PMDD biasa timbul lebih parah daripada sindrom pramenstruasi (Premenstrual Syndrome) yang umum terjadi.

Dengan manfaatnya yang luas, Antiprestin tidak jarang menjadi pilihan pengobatan yang sering diresepkan untuk pasien dengan gangguan mental dan emosional. Namun, penggunaannya harus selalu di bawah pengawasan dokter, karena efek samping dan interaksi obat yang mungkin terjadi.
Cara Menggunakan Antiprestin dengan Benar
Penggunaan Antiprestin dengan kandungan fluoxetine harus dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter agar pengobatan efektif dan aman. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai cara menggunakan Antiprestin dengan benar:

Minum Antiprestin sesuai dosis yang diresepkan oleh dokter. Jangan konsumsi lebih banyak atau lebih sedikit dari dosis yang ditentukan, dan juga jangan gunakan lebih lama dari rekomendasi dokter.
Untuk menjaga kestabilan kadar obat dalam tubuh, usahakan untuk mengonsumsi Antiprestin pada waktu yang sama setiap hari. Jika mengalami kesulitan tidur, sebaiknya diminum di pagi hari.
Antiprestin bisa diminum baik dengan makanan maupun tanpa makanan. Jika Anda merasa mual, cobalah mengonsumsinya bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
Minum kapsul Antiprestin secara utuh. Jangan dihancurkan, dikunyah, atau dipotong karena dapat mempengaruhi cara kerja obat.
Dibutuhkan waktu hingga 4-5 minggu atau lebih untuk merasakan manfaat penuh dari Antiprestin. Meskipun Anda merasa lebih baik, teruskan penggunaan sesuai yang diresepkan dan jangan berhenti tiba-tiba tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Menghentikan Antiprestin secara tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus obat seperti perubahan suasana hati, pusing, kesemutan, dan kesulitan tidur. Dokter mungkin akan menurunkan dosis secara bertahap jika perlu menghentikan pengobatan.

Dengan mengikuti panduan ini, penggunaan Antiprestin dapat menjadi lebih efektif dan membantu meminimalkan risiko efek samping atau komplikasi.

Interaksi Antiprestin dengan Obat Lain
Sebelum menggunakan Antiprestin dengan kandungan fluoxetine, penting untuk mengetahui interaksi dengan obat lain yang dapat memengaruhi cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping. Berikut adalah beberapa interaksi penting yang perlu diperhatikan:
Jangan menggunakan Antiprestin jika Anda telah menggunakan obat MAOI dalam 14 hari terakhir, seperti isocarboxazid, phenelzine, atau selegiline. Penggunaan bersamaan dapat menyebabkan interaksi obat yang berbahaya.
Obat Antipsikotik, seperti thioridazine (Mellaril) atau pimozide (Orap), tidak boleh digunakan bersama Antiprestin, karena dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung yang serius.
Penggunaan Antiprestin bersama obat opioid seperti tramadol, fentanyl, atau meperidine dapat memperburuk efek kantuk dan pusing. Selain itu, obat penenang, pil tidur, dan relaksan otot juga harus digunakan dengan hati-hati.
Hindari penggunaan bersama obat SSRI, SNRI, atau tricyclic antidepressant jenis lain, seperti amitriptyline atau nortriptyline, karena dapat berpotensi fatal.
Jangan konsumsi bersama dengan pbat untuk migrain seperti sumatriptan, rizatriptan, atau zolmitriptan.
Obat seperti phenytoin dan carbamazepine yang digunakan untuk mengobati kejang, dapat berinteraksi dengan fluoxetine dan memerlukan penyesuaian dosis.
Penggunaan bersama obat pengencer darah seperti warfarin atau NSAID (ibuprofen, aspirin) dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Obat herbal atau suplemen tertentu dapat berinteraksi dengan Antiprestin.
Selalu konsultasikan dengan dokter untuk menghindari interaksi obat yang berbahaya dan memastikan pengobatan yang aman efektif dan aman.
Efek Samping dan Bahaya Antiprestin
Antiprestin dengan kandungan fluoxetine dapat menimbulkan efek samping pada semua pemakainya, termasuk dewasa, anak dan lansia.
Berikut ini efek samping fluoxetine yang paling umum
Mual, muntah, atau mulut kering
Merasa sangat lemah atau lelah
Sakit kepala atau pusing
Gejala mirip flu
Sakit tenggorokan atau infeksi sinus
Kehilangan nafsu makan, diare, atau gangguan pencernaan
Gemetar
Berkeringat
Merasa gugup atau cemas
Mimpi yang tidak biasa atau perubahan kebiasaan tidur
Masalah seksual.
Selain itu, ada pula efek samping lebih serius yang perlu segera konsultasi ke dokter atau fasilitas keehatan terdekat.
Ruam
Gatal-gatal
Demam
Nyeri sendi
Bengkak pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata, tangan, kaki, pergelangan kaki, atau tungkai bawah
Kesulitan bernapas atau menelan
Kebingungan
Detak jantung cepat atau tidak teratur
Menggigil
Kaku otot yang parah
Halusinasi
Kehilangan koordinasi
Mual, muntah, atau diare
Sesak napas
Pingsan
Kejang
Pendarahan atau memar yang tidak normal.
Selain itu, fluoxetine dapat menurunkan nafsu makan dan menyebabkan penurunan berat badan pada anak-anak. Dokter anak Anda akan mengawasi pertumbuhannya dengan cermat.

Leave a comment

Explore
Drag