Aptor
Aptor adalah obat yang mengandung aspirin dan digunakan untuk meredakan nyeri, menurunkan demam, serta mengurangi peradangan. Obat ini juga digunakan sebagai pengencer darah.
Merek Dagang Aptor
Merek dagang Aptor antara lain: Aptor, Ascardia, Aspilets, Cardio Aspirin Asam Asetilsalisilat, Aspirin, Farmasal, Cardiprin, dan Naspro.
Apa itu Aptor
Apa itu aptor?
Golongan: Obat keras.
Kategori: Obat pereda nyeri (analgesik), dan obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS).
Manfaat: Digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang, menurunkan demam, mengatasi peradangan, serta sebagai antiplatelet untuk mencegah pembentukan bekuan darah.
Digunakan oleh: Dewasa.
Aptor untuk ibu hamil: Dalam studi yang dilakukan pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin. Namun, belum ada studi yang terkontrol pada ibu hamil. Meskipun begitu, Aptor dengan dosis rendah dapat diresepkan oleh dokter atau bidan untuk mencegah kondisi preeklamsia. Sebaliknya, penggunaan Aptor dalam dosis tinggi tidak dianjurkan untuk meredakan nyeri selama kehamilan, terutama setelah usia kehamilan 30 minggu, karena dapat mempengaruhi sirkulasi bayi.
Aptor untuk ibu menyusui: Aptor biasanya tidak direkomendasikan sebagai obat pereda nyeri saat menyusui. Namun, jika obat pereda nyeri lainnya tidak cocok, dokter mungkin menyarankan Anda untuk mengonsumsi aspirin, termasuk Aptor.
Konsultasikan kepada dokter penggunaan Aptor jika Anda sedang menyusui. Sebab, kandungan Aptor yang masuk ke Asi bisa menyebabkan sindrom Reye pada anak-anak.
Aptor untuk anak-anak: Dokter biasanya tidak merekomendasikan Aptor untuk orang di bawah 18 tahun. Hal ini karena Aptor dapat meningkatkan risiko sindrom Reye, yang muncul setelah infeksi virus. Sindrom Reye juga bisa menyebabkan cedera otak permanen atau kematian.
Bentuk obat: Tablet.
Peringatan Sebelum Menggunakan Aptor
Sebelum menggunakan Aptor, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Berikut penjelasannya:
Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat. Aptor tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki alergi asam asetilsalisilat atau kandungan lainnya yang terdapat pada obat ini.
Beri tahu kepada dokter tentang semua obat resep, nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal yang sedang Anda konsumsi. Pastikan untuk menyebutkan obat-obat berikut: acetazolamide (Diamox); penghambat ACE seperti lisinopril (Zestril), enalapril (Vasotec); antikoagulan seperti warfarin (Coumadin); beta blocker seperti atenolol (Tenormin), metoprolol (Lopressor); diuretik; obat untuk diabetes, radang sendi, atau asam urat seperti probenesid; metotreksat; NSAID lainnya seperti naproxen (Aleve); fenitoin (Dilantin); dan asam valproat (Depakene). Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis atau memantau efek sampingnya lebih cermat.
Jika Anda mengonsumsi Aptor secara teratur untuk mencegah serangan jantung atau stroke, jangan mengonsumsi ibuprofen untuk mengobati nyeri atau demam tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Beri tahu dokter jika Anda memiliki atau pernah menderita asma, hidung tersumbat atau berair, atau polip hidung. Jika Anda memiliki kondisi ini, ada risiko Anda akan mengalami reaksi alergi terhadap aspirin yang terkandung dalam Aptor.
Beri tahu dokter jika Anda sering mengalami nyeri ulu hati, sakit perut, atau nyeri lambung, dan jika Anda memiliki atau pernah menderita tukak lambung, anemia, masalah pendarahan seperti hemofilia, atau penyakit ginjal dan hati.
Jika Anda akan menjalani operasi, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi Aptor.
Dosis dan Aturan Pakai Aptor
Berikut adalah dosis umum Aptor berdasarkan bentuk sediaan obat, tujuan penggunaan, atau usia pasien:
Sediaan obat untuk demam dan nyeri
Dewasa: Untuk penggunaan jangka panjang, konsumsi obat ini dengan dosis 75 mg hingga 150 mg satu kali per hari. Untuk penggunaan jangka pendek, konsumsi obat ini dengan dosis 150 mg hingga 300 mg per hari.
Manfaat Aptor
Manfaat Aptor adalah untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan hingga sedang dari kondisi, seperti nyeri otot, sakit gigi, flu biasa, dan sakit kepala. Obat ini juga bermanfaat untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan pada kondisi, seperti radang sendi. Selain itu, obat ini juga berguna untuk mencegah pembekuan darah.
Cara Menggunakan Aptor yang Benar
Obat ini bisa Anda beli di apotek dengan atau tanpa resep dokter. Gunakan Aptor sesuai aturan pakai yang terdapat pada kemasan, atau ikuti anjuran dokter. Jangan menggunakan obat ini melebihi dosis yang ditentukan. Agar hasil obat ini lebih maksimal, perhatikan hal-hal ini saat Anda mengonsumsi Aptor:
Minum Aptor dengan bantuan segelas penuh air. Jangan pecahkan, hancurkan, atau kunyah Aptor saat mengonsumsinya.
Jika dalam bentuk tablet kunyah, Anda bisa mengunyah, atau langsung meminum Aptor. Minum segelas penuh air segera setelah Anda mengonsumsi tablet kunyah ini.
Konsultasikan dengan dokter sebelum Anda memberikan Aptor kepada anak Anda. Aspirin yang terkandung di dalam Aptor dapat menyebabkan sindrom Reye (kondisi serius di mana lemak menumpuk di otak, hati, dan organ tubuh lainnya) pada anak-anak dan remaja, terutama jika mereka terkena virus, seperti cacar air atau flu.
Jika Anda baru menjalani operasi gigi atau operasi pengangkatan amandel dalam 7 hari terakhir, konsultasikan dengan dokter jenis obat yang aman untuk Anda.
Aptor mulai bekerja beberapa saat setelah diminum. Jangan minum obat pereda demam atau nyeri lainnya setelah Anda minum obat ini.
Hentikan minum Aptor dan hubungi dokter jika demam Anda berlangsung lebih dari 3 hari, jika nyeri Anda berlangsung lebih dari 10 hari, atau jika bagian tubuh Anda yang nyeri menjadi merah atau bengkak. Anda mungkin memiliki kondisi yang harus segera diobati oleh dokter.
Interaksi Aptor dengan Obat Lain
Aptor dapat menimbulkan beberapa interaksi jika digunakan bersamaan dengan obat lain. Berikut ini adalah beberapa jenis interaksi yang dapat terjadi:
Obat pereda nyeri antiradang, seperti ibuprofen dan naproxen jika dikombinasikan dengan Aptor dapat meningkatkan risiko pendarahan lambung.
Obat reuptake serotonin selektif dan antidepresan, seperti citalopram, fluoxetine, paroxetine, venlafaxine, dan sertraline jika dikombinasikan dengan Aptor, salah satu obat ini dapat meningkatkan risiko pendarahan.
Jika Aptor dikombinasikan dengan warfarin dapat mengurangi efek antikoagulan dan meningkatkan risiko pendarahan. Namun, ada situasi ketika kombinasi ini mungkin bermanfaat.
Jika dikombinasikan dengan metotreksat yang digunakan dalam pengobatan kanker dan beberapa pengobatan autoimun, Aptor dapat membuat obat lebih sulit dikeluarkan, sehingga berpotensi menghasilkan kadar metotreksat yang beracun.
Untuk menghindari interaksi obat yang berbahaya, Anda bisa konsultasikan kepada dokter saat hendak menggunakan Aptor bersama obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Aptor
Aptor umumnya jarang menyebabkan efek samping, jika Anda menggunakannya sesuai anjuran dokter atau aturan pakai. Namun, bila digunakan secara berlebihan, obat ini dapat menimbulkan beberapa efek samping berikut:
Sakit perut,
Mulas,
Mengantuk,
Sakit kepala ringan.
Hentikan penggunaan obat ini jika Anda mengalami beberapa gejala seperti berikut:
Telinga berdenging, kebingungan, halusinasi, napas cepat, dan kejang.
Mual parah, muntah, atau sakit perut hebat.
Tinja berdarah, batuk berdarah atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi.
Demam yang berlangsung lebih dari 3 hari.
Pembengkakan atau nyeri yang berlangsung lebih dari 10 hari.
Selain itu, segera dapatkan bantuan medis darurat jika Anda memiliki tanda-tanda reaksi alergi terhadap Aptor atau aspirin, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Itu adalah pengertian, manfaat, hingga efek samping Aptor yang perlu Anda ketahui. Jika ingin mengonsumsi Aptor, Anda bisa manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!