Ardium
Ardium adalah obat yang meredakan gejala hemoroid atau wasir dan gangguan peredaran pembuluh darah vena pada kaki, termasuk varises.
Merek Dagang Ardium
Ardium adalah merek dagang obat hemoroid dengan Micronized Purified Flavonoid Fraction 500 mg, terdiri dari 90% diosmin dan 10% hesperidin.
Apa Itu Ardium
Apa itu Ardium?
Golongan: Obat keras
Kategori: Obat Wasir
Manfaat: Mengobati wasir dan gangguan peredaran darah kronis di kaki.
Digunakan oleh: Dewasa
Ardium pada Ibu Hamil:
Hingga saat ini tidak ada penelitian yang memadai dan terkontrol dengan baik pada wanita hamil. Obat ini sebaiknya digunakan selama kehamilan hanya jika benar-benar diperlukan dan sesuai dengan rekomendasi dokter.
Ardium pada Ibu Menyusui:
Selama pengobatan dengan Ardium, disarankan untuk menghentikan pemberian ASI. Namun, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter agar sesuai dengan kondisi Anda dan bayi.
Ardium pada Anak:
Keamanan dan efektivitas Ardium pada anak-anak belum diketahui. Selalu konsultasikan ke dokter sebelum pemakaian.
Bentuk obat: Tablet 500 mg.
Peringatan Sebelum Menggunakan Ardium
Sebelum pemakaian Ardium ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan, antara lain:
Hindari konsumsi Ardium untuk Anda yang diketahui memiliki hipersensitivitas atau reaksi alergi terhadap diosmin, hesperidin atau komponen lain dari obat ini.
Obat ini bukan pengganti pengobatan khusus untuk gangguan anus, selain wasir.
Hindari penggunaan jangka panjang. Jika gejalanya terus berlanjut, konsultasikan dengan dokter mengenai obat atau tindakan medis lain yang bisa Anda lakukan.
Hesperidin dalam Ardium mungkin memperlambat pembekuan darah dan meningkatkan risiko pendarahan.
Anda yang memiliki riwayat tekanan darah rendah perlu mewaspadai konsumsi Ardium yang mengandung hesperidin, karena dapat menurunkan tekanan darah.
Ardium dengan kandungan hesperidin dapat meningkatkan risiko perdarahan selama dan setelah prosedur pembedahan. Berhenti mengonsumsi hesperidin setidaknya 2 minggu sebelum jadwal operasi.
Dosis dan Aturan Pakai Ardium
Untuk menggunakan Ardium perlu disesuaikan dengan gejala yang dialami:
Serangan hemoroid akut: Minum 6 tablet setiap hari selama 4 hari pertama, kemudian lanjutkan 4 tablet setiap hari selama 3 hari berikutnya.
Gangguan hemoroid kronis: 2 tablet setiap hari.
Gangguan aliran peredarah darah vena: 2 tablet setiap hari, diminum satu tablet pada siang hari dan satu tablet pada malam hari selama dua bulan.
Setelah Hemoroidektomi: Mulai dari hari keenam setelah operasi, dosis Ardium adalah 1.500 mg dua kali sehari selama 3 hari, kemudian dilanjutkan dengan 1.000 mg dua kali sehari selama 4 hari.
Pelvic Congestion Syndrome (PCS): Dosis Ardium 1.000 mg sekali sehari selama 1 bulan dapat mengurangi gejala nyeri panggul dan memperbaiki aliran darah. Pada kasus tertentu, dosis dapat ditingkatkan hingga 2.000 mg per hari setelah 4 minggu.
Disarankan untuk mengonsumsi tablet Ardium pada waktu makan atau setelah makan. Selain itu, Anda bisa bertanya lebih lanjut pada dokter atau apoteker, agar lebih sesuai dengan kondisi Anda.
Manfaat Ardium
Manfaat Ardium adalah obat yang efektif untuk mengatasi gangguan aliran darah pada pembuluh darah vena dan wasir. Ardium juga membantu mengurangi gejala wasir seperti pendarahan, nyeri, dan gatal, sekaligus membantu mencegah kambuhnya wasir setelah sembuh.
Mengandung Micronized Purified Flavonoid Fraction (MPFF), Ardium terdiri dari 90% diosmin dan 10% hesperidin, yang bekerja dengan meningkatkan tonus pembuluh darah, mengurangi kapasitas vena, serta menurunkan permeabilitas kapiler.
Dengan proses mikronisasi, Ardium lebih mudah diserap tubuh, sehingga efeknya lebih cepat dirasakan. Penelitian menunjukkan Ardium dapat mengurangi risiko pendarahan hingga 67% dan mengurangi tingkat kekambuhan wasir hingga 47%.
Cara Menggunakan Ardium dengan Benar
Beberapa hal yang perlu Anda lakukan saat mengonsumsi Ardium, antara lain:
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari Ardium, penting untuk menggunakannya sesuai dengan rekomendasi dokter.
Untuk wasir dan gangguan aliran peredaran pembuluh darah vena, Ardium biasanya diminum selama 2 hingga 6 bulan, tergantung pada keparahan gejala.
Ardium yang memiliki kandungan hesperidin mungkin memperlambat pembekuan darah dan meningkatkan risiko pendarahan.
Konsumsi obat Ardium dianggap tidak efektif dalam menurunkan kadar kolesterol atau mengurangi berat badan pada individu yang sedikit kelebihan berat badan.
Pastikan untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan dan konsultasikan dengan dokter jika ada efek samping atau jika kondisi tidak membaik.
Simpan Ardium di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya matahari langsung atau terlalu lembap.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak untuk mencegah konsumsi yang tidak seharusnya.
Interaksi Ardium dengan Obat Lain
Ardium yang mengandung diosmin dan hesperidin dapat berinteraksi dengan beberapa obat lain, sehingga penggunaannya harus diawasi dengan hati-hati:
Celiprolol (Celicard): Hesperidin dapat mengurangi penyerapan celiprolol, sehingga dapat mengurangi efektivitas obat tersebut.
Diltiazem (Cardizem): Penyerapan diltiazem dapat berkurang jika dikonsumsi bersama hesperidin yang juga kemungkinan efektivitasnya akan berkurang.
Obat Antihipertensi: Penggunaan hesperidin bersama obat penurun tekanan darah dapat menyebabkan tekanan darah terlalu rendah.
Obat Antikoagulan/Antiplatelet: Hesperidin dapat memperlambat pembekuan darah. Penggunaan bersama obat yang juga memperlambat pembekuan darah dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Obat Sedatif (CNS Depressants): Penggunaan hesperidin bersama obat sedatif dapat menyebabkan kantuk berlebihan atau sedasi yang berkepanjangan.
Verapamil (Calan): Hesperidin dapat meningkatkan penyerapan verapamil, sehingga meningkatkan efek dan potensi efek sampingnya.
Selain itu, Ardium dapat berinteraksi secara merugikan dengan kondisi kesehatan, obat resep dan obat bebas, makanan, atau suplemen makanan lainnya. Penting untuk memberi tahu dokter Anda sepenuhnya tentang herbal, vitamin, mineral, atau suplemen lain yang Anda konsumsi.
Efek Samping dan Bahaya Ardium
Ardium dengan kandungan diosmin dan hesperidin dapat menimbulkan beberapa efek samping yang perlu diwaspadai:
Gangguan pada pencernaan, seperti nyeri perut, mual, diare, konstipasi, dan dispepsia.
Timbul gangguan kulit, termasuk gatal-gatal, kemerahan, dermatitis alergi, dan urtikaria atau biduran.
Merasa sakit kepala atau pusing.
Peningkatan detak jantung (takikardia) dan anemia hemolitik.
Myalgia atau nyeri otot, meski lebih jarang terjadi.
Pada penggunaan jangka panjang dan pasien yang mengonsumsi antikoagulan seperti warfarin dan aspirin, sebaiknya waspadai terjadinya perdarahan Intraventrikular.
Selain itu, pada beberapa kasus, dilaporkan efek samping lain seperti nyeri epigastrium, depresi, dan perubahan hasil laboratorium, seperti hemoglobin lebih rendah.